**Berikut ini and Akan Berikan Info Tentang Cc 203** Lokomotif CC 203 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia yang diproduksi oleh General Electric Transportation dan PT GE Lokomotif Indonesia dengan nomor model U20C. Menurut Ir. Hartono, A.S., M.M., dosen STTD Bekasi, dalam komentarnya di Majalah KA edisi Mei 2014, lokomotif ini adalah "lokomotif hasil pengembangan desain dari lokomotif CC 201" dari segi data teknis, namun pada bentuk kabin masinis ujung pendeknya yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.[1]
Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie yang mempunyai tiga poros/gandar penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri.
Yang membedakan adalah lokomotif CC 203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat Turbocharger sehingga dayanya mesinnya 2.150 hp.
1.Sejarah Oprasional Cc 203
Untuk menyambut peluncuran KA kelas Argo yang masih baru pada tahun 1995, Perumka (nama PT KAI saat itu) mendatangkan lokomotif ini, sebagai penerus dari CC 201 dan dikhususkan sebagai penarik kereta ekspres, langsung dari Amerika Serikat sebanyak 12 unit. Pada awal operasi tahun 1995, lokomotif CC 203 menjadi andalan untuk menarik KA penumpang kelas eksekutif full di Jawa.
Launching (peluncuran) perdana lokomotif CC 203 saat itu bersamaan dengan peresmian kereta api Argo Bromo dan Argo Gede di Stasiun Gambir, Jakarta. Jarang sekali CC 203 berdinas menarik KA ekonomi apalagi KA barang. Karena itu, alokasi persebaran lokomotif CC 203 hanya di depot lokomotif yang melayani KA-KA komersial/eksekutif argo/satwa. Depot lokomotif yang mendapat alokasi CC 203 yaitu Jatinegara, Bandung, Cirebon, Semarang Poncol, Yogyakarta, dan Sidotopo. Depot lokomotif Purwokerto, Madiun, dan Jember malah tak mendapat alokasi satu pun meskipun jumlah lokomotif CC 203 yang ada di Jawa berjumlah 37 unit. Lokomotif ini juga merupakan lokomotif pertama buatan Indonesia (PT INKA bekerja sama dengan General Electric), karena lokomotif CC 203 13-41 diproduksi di pabrik PT INKA di Madiun.
Berbeda di Jawa, alokasi lokomotif CC 203 juga bisa dijumpai di wilayah operasional Divisi Regional 3 Sumatera Selatan, tepatnya di Subdivre 3.2 Tanjungkarang. Sebanyak 4 unit CC 203 yang beroperasi namun khusus untuk melayani dinasan KA pulp & kayu karena memang sarananya milik PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper (PT TEL). Namun saat ini CC 203 di Divre 3 kondisinya telah memprihatinkan dan terancam tidak bisa berdinas lagi (karena pada awal pengoperasiannya loko ini selalu diforsir), bahkan KA pulp PT TEL sekarang lebih sering ditarik lokomotif CC 204 atau CC 202 yang lebih handal untuk angkutan barang.
CC 203 40 (CC 203 02 03) menarik kereta api Pasundan.
Hadirnya lokomotif CC 204 ternyata menggeser keberadaan CC 203 selama ini, sebagai penarik kereta ekspres. Namun, sejak dimutasinya semua lokomotif CC 204, peran CC 203 pun tergusur dengan lokomotif CC 206 yang memiliki dua kabin masinis. Maka, saat ini CC 203 hanya menarik kereta-kereta bisnis, campuran, dan ekonomi jarak jauh dan jarang menarik kereta eksekutif karena perannya telah tergantikan oleh CC 206.
3.Kinerja lokomotif cc 203
CC 203 menggunakan mesin yang sama dengan CC 201, yaitu GE 7FDL-8. Desain kabin yang aerodinamis dibuat di Goninan Locomotive Work (kini UGL Rail) di Australia dengan desain dari General Electric. Sekarang kabin juga dibuat di PT INKA untuk keperluan perbaikan dan restorasi.
Logo dan livery
Selain itu, kecuali CC 203 31 - CC 203 34, dulu terdapat logo Kementerian Perhubungan di bagian depan/shorthood-nya yang merupakan ciri khas yang mencolok pada lokomotif ini sebab pembuatan lokomotif ini selain didanai oleh perusahaan General Electric sendiri juga dibantu dengan dana dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan. Namun sekarang semua unit lokomotif ini menggunakan logo PT KAI terbaru sekaligus skema livery baru, tanpa menggunakan lagi logo tersebut. Untuk CC 203 31 - CC 203 34 menggunakan striping khas PT TEL sebagai pemilik lokomotif tersebut, yaitu hijau.
4.alokasi Cc 203
Indonesia membuat lokomotif ini sejak tahun 1995-2002. Terdiri dari 6 generasi, yaitu:
CC 203 generasi I (produksi 1995, nomor 01-12, buatan GE Transportation, Amerika Serikat), mulai dinas tahun 1995
CC 203 generasi II (produksi 1997, nomor 13-27), mulai dinas tahun 1997
CC 203 generasi III (produksi 1998, nomor 28-30), mulai dinas tahun 1998
CC 203 generasi IV (produksi 1999, nomor 31-34), mulai dinas tahun 2001 dan milik PT TEL
CC 203 generasi V (produksi 2000, nomor 35-37), mulai dinas tahun 2001
CC 203 generasi VI (produksi 2002, nomor 38-41), mulai dinas tahun 2002
Sampai saat ini jumlahnya adalah 37 unit di Jawa dan 4 unit di Sumatera Selatan. Alokasinya saat ini adalah sebagai berikut.
Depot Induk Lokomotif
Jatinegara (JNG) CC 203 12 (CC 203 95 12), CC 203 13 (CC 203 98 01), CC 203 15 (CC 203 98 03), CC 203 16 (CC 203 98 04), CC 203 17 (CC 203 98 05), CC 203 18 (CC 203 98 06), CC 203 19 (CC 203 98 07), CC 203 20 (CC 203 98 08), CC 203 21 (CC 203 98 09), CC 203 22 (CC 203 98 10).
Bandung (BD) CC 203 02 (CC 203 95 02), CC 203 03 (CC 203 95 03), CC 203 04 (CC 203 95 04), CC 203 05 (CC 203 95 05), CC 203 06 (CC 203 95 06), CC 203 07 (CC 203 95 07), CC 203 08 (CC 203 95 08), CC 203 09 (CC 203 95 09), CC 203 10 (CC 203 95 10), CC 203 11 (CC 203 95 11)
Cirebon (CN) CC 203 35 (CC 203 01 05)
Semarang Poncol (SMC) CC 203 28 (CC 203 98 16), CC 203 29 (CC 203 98 17), CC 203 30 (CC 203 98 18), CC 203 41 (CC 203 02 04)
Yogyakarta (YK) CC 203 01 (CC 203 95 01)
Sidotopo (SDT) CC 203 14 (CC 203 98 02), CC 203 23 (CC 203 98 11), CC 203 24 (CC 203 98 12), CC 203 25 (CC 203 98 13), CC 203 26 (CC 203 98 14), CC 203 27 (CC 203 98 15), CC 203 36 (CC 203 01 06), CC 203 37 (CC 203 01 07), CC 203 38 (CC 203 02 01), CC 203 39 (CC 203 02 02), CC 203 40 (CC 203 02 03).
Tanjung Karang (TNK), Lampung CC 203 31 (CC 203 01 01), CC 203 32 (CC 203 01 02), CC 203 33R (CC 203 01 03), CC 203 34 (CC 203 01 04)
Keterangan:
Semua nomor baru lokomotif berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. KM 45 tahun 2010.
Lokomotif CC 203 dipasangi terali besi berbentuk kotak-kotak pada bagian kaca depan dan samping kabin masinisnya. Namun sejak tahun 2014, satu persatu lokomotif CC 203 kembali melepas terali besi karena bahan kaca ruang masinis diganti menjadi bahan polikarbonat yang tahan benturan, mengikuti beberapa lokomotif CC 201 yang juga sudah dipasangi kaca polikarbonat. Lokomotif pertama yang memakai kaca polikarbonat adalah CC 203 23 (CC203 98 11).5.
5.CC 203 40
Lokomotif CC 203 40 sebelumnya sama seperti lokomotif CC 203 yang lainnya, loko ini mengalami kecelakaan saat menarik KA Argo Bromo Anggrek di Pemalang 2 Oktober 2010 silam. Anehnya, setelah menabrak dan menyebabkan satu unit kereta kelas bisnis KA Senja Utama Semarang hancur, lokomotif ini hanya mengalami kerusakan ringan, lampu-lampunya pecah dan catnya mengelupas. Setelah diperbaiki di Balai Yasa Yogyakarta, lokomotif ini mengalami perubahan pada bempernya, yaitu pada bagian bawahnya sedikit menyembul ke depan berbentuk segitiga. Lokomotif ini dapat dijumpai di Depot Lokomotif Sidotopo Surabaya atau sedang menarik rangkaian kereta api yang memiliki tujuan dari atau ke Kota Surabaya, seperti KA Rapih Dhoho, KA Penataran, KA Bima, KA Argo Bromo Anggrek, dan KA lainnya.
CC 203 06 dan CC 203 11
Jika kabin masinis kedua lokomotif ini diamati di bagian depan, bagian tengah kabin sedikit tertekuk ke luar (ke depan), sehingga kedua lokomotif ini seolah-olah mempunyai ekspresi wajah sedih atau murung, karena jendela kabin dan bagian lainnya menyerupai wajah seseorang yang sedih/murung. Pada awalnya hanya CC 203 06 yang mempunyai karakteristik wajah (kabin masinis) seperti ini, sedangkan CC 203 11 masih mempunyai wajah (kabin masinis) yang normal. Namun setelah mengalami kecelakaan kereta api di Langen 28 Januari 2011 silam, kabin masinis lokomotif CC 203 11 rusak parah dan diperbaiki di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta. Setelah selesai perbaikan di sana, barulah CC 203 11 mempunyai bentuk kabin masinis yang mempunyai kesan wajah sedih atau murung ini. Kedua lokomotif ini dapat dijumpai di Depot Lokomotif Bandung atau sedang menarik rangkaian kereta api yang memiliki tujuan dari atau ke Kota Bandung.
CC 203 01, CC 203 02, CC 203 05, CC 203 07, CC 203 09, CC 203 13, CC 203 14, CC 203 15, & CC 203 19
Jika diamati sekilas, lok-lok CC 203 ini tidak nampak perbedaannya. Namun setelah didekati, ukuran pintu di bawah kaca kabin masinis itu berbeda. Sebelah kiri memiliki ukuran yang lebih besar daripada yang kanan.
CC 203 31, CC 203 32, CC 203 33R, & CC 203 34
Lokomotif CC 203 34 dan CC203 31 menarik Kereta api pulp TEL.
Keempat lokomotif CC203 yang dialokasikan untuk depot lokomotif Tanjung Karang ini memiliki livery yang berwarna hijau dengan motif khas dari PT Tanjung Enim Lestari selaku pemilik keempatnya, sehingga sangat mencolok perbedaannya jika dibandingkan seluruh lokomotif CC 203 berwarna putih yang berada di Jawa. Khusus untuk CC203 33R merupakan satu-satunya lokomotif CC 203 yang menyandang kode R dikarenakan kereta api pulp terguling pada tahun 2007 yang mengharuskan lokomotif ini diperbaiki di Balai Yasa Lahat.[
Pada 24 Januari 2010, tiga lokomotif CC 203 menjadi korban keberingasan ribuan suporter sepak bola asal Kota Surabaya, Bonek yang mendukung Persebaya Surabaya. Menjelang siang, para suporter Bonek menjarah makanan di sepanjang ruas jalan rel Solo-Klaten lantaran kelaparan dan tidak membawa bekal. Menurut Warga Solo, sebagian anggota Bonek yang hendak menonton pertandingan bola di stadion Jalak Harupat sempat melempari batu terhadap rumah warga di sepanjang ruas jalan rel di Kota Solo. Puncaknya adalah kereta luar biasa (KLB) dengan stamformasi delapan gerbong K3, dua gerbong bagasi (B), dan ditarik oleh lokomotif CC 203 40 diserang warga Solo dengan lemparan batu di sepanjang jalan rel, maupun di dekat Stasiun Purwosari dan Solo Jebres. Polda Jateng kewalahan, seluruh kaca jendela kereta pecah berantakan. Ada tiga lokomotif CC 203 yang rusak parah, yakni CC 203 40, CC 203 02, dan CC 203 24. CC 203 02 menarik kereta api Pasundan yang terpaksa tak melayani penumpang reguler, sedangkan CC 203 24 yang seharusnya untuk menarik kereta api Argo Dwipangga ditugasi untuk membawa rombongan Bonek pulang ke daerah asalnya.[1]
Pada hari Minggu tanggal 28 April 2013 Lokomotif CC 203 28 (CC 203 98 16) berjalan sendiri tanpa masinis dari Depot Lokomotif Semarang Poncol menuju Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Belum diketahui penyebab jalannya sendiri lokomotif tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.[3]
Salam
Aiez Railfans Kulon
Kamis, 23 Juni 2016
Nama -Nama Kereta Api Di Indonesia
*berikut Ini Adalah Nama-Nama Kereta Api Di Indonesia*
Argo Bromo Anggrek
Argo Dwipangga
New Argo Jati
Argo Lawu
Argo Muria
Argo Parahyangan
Argo Sindoro
Argo Wilis
Satwa Sunting
Bangunkarta
Bima
Gajayana
Purwojaya
Sembrani
Taksaka
Turangga
Bisnis dan campuran
Eksekutif dan Bisnis
Cirebon Ekspres
Gumarang
Harina
Lodaya
Limex Sriwijaya
Mutiara Timur
Sancaka
Sawunggalih Utama (khusus no. KA 139 dan 142)
Sindang Marga
Sribilah
Tegal Bahari
Bisnis AC Sunting
Fajar Utama Yogya
Mutiara Selatan
Sawunggalih Utama (khusus no. KA 140 & 141)
Senja Utama Solo
Senja Utama Yogya
Sidomukti
Eksekutif-Bisnis-Ekonomi
Malabar
Eksekutif-Ekonomi
Ciremai Ekspres
Malioboro Ekspres
Pangrango
Ekonomi AC
Non-PSO
Bogowonto
Gajah Wong
Majapahit
Menoreh
Krakatau Ekspres
Jaka Tingkir
Jayabaya Utara
Joglokerto Ekspres
PSO Sunting
Banten Ekspres
Bengawan
Brantas
Gaya Baru Malam
Kahuripan
Kaligung Mas
Kalijaga
Kalimaya
Kamandaka
Kertajaya
Kutojaya Selatan
Kutojaya Utara
Langsam
Logawa
Maharani
Matarmaja
Pandanwangi
Pasundan
Patas Purwakarta
Penataran
Probowangi
Progo
Putri Deli
Rangkas Jaya
Rapih Dhoho
Rajabasa
Serayu
Serelo
Siantar Ekspres
Sibinuang
Siliwangi
Simandra
Sri Tanjung
Lokal Cikampek/Tanjung Priok
Tawang Alun
Tawang Jaya
Tegal Ekspres
Komuter Unggulan
Airport Railink Kuala Namu
Arjuna Ekspres
Baraya Geulis
Blora Jaya Ekspres
Bumi Geulis
Cepu Ekspres
Jenggala
Joglosemar
Kaligung
Madiun Jaya Ekspres
KRD Patas Bandung Raya
Prambanan Ekspres
Rencang Geulis
Sriwedari
Bus rel
Komuter Ekonomi
Arek Surokerto (Surabaya-Mojokerto)
Lokal Bandung Raya
Lokal Cibatu
Feeder Wonogiri
Madiun Jaya
Pandanwangi (Jember-Banyuwangi)
Solo-Kedungbanteng
Surabaya-Babat
Surabaya-Bojonegoro
Surabaya-Jombang-Kertosono
Surabaya-Lamongan (Komuter Sulam)
Delta Ekspres (Surabaya-Sidoarjo-Porong)
Sri Lelawangsa (Medan dsk.)
KA Commuter Jabodetabek
Bekasi Ekspres
Bojonggede Ekspres
Ciujung
Depok Ekspres
Lingkar Jakarta
Pakuan Ekspres
Prajayana (KRL AC Ciliwung Blue Line)
Serpong Ekspres
Tangerang Ekspres
***Aiez Railfans Kulon****
Perusahaan pembuat: General Electric Transportation
Model: GE CM20EMP
Tanggal dibuat: 2012-2013, 2015-2016
Jumlah dibuat: 150 buah
Data teknis
Roda
Konfigurasi: 0-6-6-0
Susunan roda AAR: C-C
Klasifikasi UIC: Co'Co'
Bogie: Fabricated Bogie (PT Barata Indonesia Persero)
Dimensi
Lebar sepur: 1067 mm
Panjang: 15.849 mm
Lebar: 2.743 mm
Tinggi (maksimum): 3.695 mm
Beban gandar: 15 ton
Berat
Berat kosong: 90 ton
Bahan bakar dan kapasitas
Jenis bahan bakar: High-Speed Diesel
Mesin, motor traksi, dan converter
Penggerak utama: GE 7FDL-8
Jenis mesin: Diesel 4 langkah
Aspirasi: Turbocharger
Alternator: GE 761
Generator: GE GT601
Motor traksi: 6
Silinder
Jumlah silinder: 8 buah
Transmisi dan kinerja
Kecepatan maksimum: 120 s.d. 140 km/jam
Daya mesin: 2.250 hp
Lain-lain
Rem lokomotif: Westinghouse 26L
(Terdiri atas: rem udara tekan dynamic brake, rem parkir)
Sistem keselamatan: LOCOCOMM™, LOCOTROL® Distributed Power, Train Control/SCADA, Ultra Cab II Signaling, GE Integrated Function Display™, GE BrightStar™ Microprocessor and Computer System
Tipe bell: Graham White GW373 E-Bell
Tipe klakson: Nathan P-2 horn
Informasi kepemilikan dan karier
Perusahaan pemilik: PT Kereta Api Indonesia
Julukan: Si Puong
Daerah operasi: Pulau Jawa, Sumatera Selatan
Pertama dinas 2013
Keadaan: Semua beroperasi
l b s
Lokomotif CC 206 adalah lokomotif diesel elektrik terbaru milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) buatan General Electric Transportation, Amerika Serikat. Lokomotif ini memiliki 2 bogie dengan konfigurasi C-C (Co'Co'), yaitu 3 buah roda penggerak di setiap bogie-nya. Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif di Eropa pada umumnya. Lokomotif CC 206 diperuntukkan untuk angkutan barang dan penumpang di Pulau Jawa dan akan didatangkan juga ke Sumatera Selatan pada tahun 2016. Lokomotif CC 206 lebih canggih dibandingkan lokomotif GE sebelumnya, dengan tenaga lebih besar dan tingkat emisi gas buang lebih rendah. Mengingat berat lokomotif ini 90 ton dengan beban gandar sebesar 15 ton, maka jalur rel di Jawa juga disesuaikan untuk mengakomodir lokomotif ini.
.Indonesia (KAI) akan mendatangkan 75 lokomotif kereta api untuk wilayah Jawa pada 2013. Lokomotif didatangkan dari perusahaan multinasional teknologi dan jasa General Electric (GE), Amerika Serikat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Yasa Yogyakarta, John Roberto, mengatakan pengadaan lokomotif kereta api itu dilakukan seiring dengan kebutuhan pasar. PT KAI pada 2013 lebih banyak menyasar kereta barang dengan pertimbangan kondisi di jalan macet. “Tahun depan, sebanyak 60 persen lebih diarahkan ke penggunaan kereta barang, sedangkan 30 persen kereta penumpang,” kata dia, saat ditemui di sela perawatan lokomotif dan kereta api jelang libur Natal dan Tahun Baru 2013 di Balai Yasa Yogyakarta, Kamis, 6 Desember 2012.
Menurutnya, harga satu lokomotif seri CC 206 mencapai Rp 20 miliar. Satu lokomotif kereta api nantinya dioperatori dua masinis dalam dua kabin.
John Roberto menyebutkan, PT KAI selama ini telah bekerja sama dengan GE, AS selama 33 tahun. Pihaknya memilih GE dari Amerika Serikat karena dianggap memiliki fasilitas yang lengkap. Selain itu, GE merupakan pemenang tender dari sejumlah perusahaan. “Direktorat pusat PT KAI memilih perusahaan sesuai prosedur lelang,” katanya. Di Jawa, kata dia, saat ini terdapat 176 lokomotif. “Lokomotif yang lama masih dipakai karena kondisinya masih baik. Kami secara rutin melakukan perawatan suku cadang,” katanya.
Asisten Manajer Kelangsungan Kerja Balai Yasa Yogyakarta, Sukamto, mengatakan, Balai Yasa Yogyakarta selama ini mendatangkan suku cadang lokomotif dari GE, AS. Secara rutin, Balai Yasa merawat lokomotif sesuai kebutuhan. Setiap tahun Balai Yasa merawat 168 lokomotif.
Ia mengatakan, lokomotif di Balai Yasa rata-rata telah berumur 35 tahun sehingga membutuhkan perawatan yang baik. Suku cadang lokomotif yang membutuhkan perawatan meliputi mesin, kabel, dan kompresor. Perbaikan lokomotif setidaknya membutuhkan 32 hari. “Beberapa suku cadang sudah berumur tua sehingga mendesak untuk diganti. Balai Yasa setiap tahun mengajukan biaya penggantian suku cadang ke pusat,” katanya.
Dia menjelaskan perawatan lokomotif terdiri dari perawatan sementara dan perawatan akhir. Perawatan akhir yang dimaksudkan adalah memperbaiki semua komponen lokomotif.
Perawatan lokomotif, kata dia, dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam buku panduan perawatan. Ia mencontohkan sesuai aturan, perawatan akhir dilakukan terhadap lokomotif dengan jarak tempuh 650.000 kilometer (km) atau 4 tahun perjalanan. Adapun perbaikan sementara dilakukan terhadap lokomotif dengan jarak tempuh 325.000 km atau 2 tahun perjalanan.
Aiez Railfans Kulon...
Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Yasa Yogyakarta, John Roberto, mengatakan pengadaan lokomotif kereta api itu dilakukan seiring dengan kebutuhan pasar. PT KAI pada 2013 lebih banyak menyasar kereta barang dengan pertimbangan kondisi di jalan macet. “Tahun depan, sebanyak 60 persen lebih diarahkan ke penggunaan kereta barang, sedangkan 30 persen kereta penumpang,” kata dia, saat ditemui di sela perawatan lokomotif dan kereta api jelang libur Natal dan Tahun Baru 2013 di Balai Yasa Yogyakarta, Kamis, 6 Desember 2012.
Menurutnya, harga satu lokomotif seri CC 206 mencapai Rp 20 miliar. Satu lokomotif kereta api nantinya dioperatori dua masinis dalam dua kabin.
John Roberto menyebutkan, PT KAI selama ini telah bekerja sama dengan GE, AS selama 33 tahun. Pihaknya memilih GE dari Amerika Serikat karena dianggap memiliki fasilitas yang lengkap. Selain itu, GE merupakan pemenang tender dari sejumlah perusahaan. “Direktorat pusat PT KAI memilih perusahaan sesuai prosedur lelang,” katanya. Di Jawa, kata dia, saat ini terdapat 176 lokomotif. “Lokomotif yang lama masih dipakai karena kondisinya masih baik. Kami secara rutin melakukan perawatan suku cadang,” katanya.
Asisten Manajer Kelangsungan Kerja Balai Yasa Yogyakarta, Sukamto, mengatakan, Balai Yasa Yogyakarta selama ini mendatangkan suku cadang lokomotif dari GE, AS. Secara rutin, Balai Yasa merawat lokomotif sesuai kebutuhan. Setiap tahun Balai Yasa merawat 168 lokomotif.
Ia mengatakan, lokomotif di Balai Yasa rata-rata telah berumur 35 tahun sehingga membutuhkan perawatan yang baik. Suku cadang lokomotif yang membutuhkan perawatan meliputi mesin, kabel, dan kompresor. Perbaikan lokomotif setidaknya membutuhkan 32 hari. “Beberapa suku cadang sudah berumur tua sehingga mendesak untuk diganti. Balai Yasa setiap tahun mengajukan biaya penggantian suku cadang ke pusat,” katanya.
Dia menjelaskan perawatan lokomotif terdiri dari perawatan sementara dan perawatan akhir. Perawatan akhir yang dimaksudkan adalah memperbaiki semua komponen lokomotif.
Perawatan lokomotif, kata dia, dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam buku panduan perawatan. Ia mencontohkan sesuai aturan, perawatan akhir dilakukan terhadap lokomotif dengan jarak tempuh 650.000 kilometer (km) atau 4 tahun perjalanan. Adapun perbaikan sementara dilakukan terhadap lokomotif dengan jarak tempuh 325.000 km atau 2 tahun perjalanan.
Aiez Railfans Kulon...
Langganan:
Postingan (Atom)